Profil Desa Cawitali

Ketahui informasi secara rinci Desa Cawitali mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Cawitali

Tentang Kami

Desa Cawitali, permata di lereng Gunung Slamet, Kecamatan Bumijawa, Tegal. Dikenal dengan potensi pertanian organik, pesona tiga curug menawan, dan jejak sejarah Syekh Siti Jenar. Simak profil lengkapnya, dari geliat ekonomi hingga upaya pelestarian lingk

  • Kekayaan Alam

    Terletak di lereng Gunung Slamet yang subur, Desa Cawitali memiliki potensi besar di sektor pertanian, khususnya sayuran dan padi, dengan peluang pengembangan pertanian organik dan inovasi pestisida nabati lokal

  • Wisata Alam

    Desa ini menjadi rumah bagi tiga curug menawan (Curug Monyet, Curug Pengantin, Curug Sentul) dan memiliki nilai sejarah serta spiritual yang kuat dengan adanya Petilasan Syekh Siti Jenar di Dukuh Lemah Abang, lengkap dengan tradisi Sedekah Bumi

  • Semangat Pembangunan

    Adanya alokasi Dana Desa yang dimanfaatkan untuk berbagai program, termasuk perbaikan infrastruktur dan inisiatif lingkungan seperti pemulihan ekosistem sungai, menunjukkan geliat pembangunan yang didukung oleh partisipasi aktif pemerintah desa dan wargan

Pasang Disini

Desa Cawitali merupakan salah satu dari 18 desa yang berada di wilayah administratif Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah. Dengan nomor kode Kemendagri 33.28.02.2018 dan kode pos 52466, desa ini terletak di kawasan dataran tinggi yang subur di lereng Gunung Slamet. Posisi geografisnya yang unik tidak hanya menawarkan panorama alam yang memukau tetapi juga menyimpan beragam potensi, mulai dari sektor pertanian, pariwisata alam, hingga nilai-nilai sejarah dan spiritual yang kental. Meski terbilang jauh dari pusat pemerintahan kabupaten, Desa Cawitali terus menggeliat, berupaya mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki demi kesejahteraan masyarakatnya melalui berbagai program pembangunan dan inisiatif lokal.

Menguak Tabir Sejarah dan Jejak Spiritual Desa Cawitali

Sejarah Desa Cawitali tidak dapat dipisahkan dari narasi besar dan jejak spiritual tokoh kontroversial dalam sejarah Islam di Jawa, yakni Syekh Siti Jenar atau yang dikenal juga dengan Syekh Lemah Abang. Berdasarkan penelusuran dari berbagai sumber, termasuk artikel yang dimuat Mercusuar.co (1/9/2023) dan Mojok.co (17/6/2023), Desa Cawitali diyakini pernah menjadi salah satu tempat persinggahan Syekh Siti Jenar.

Salah satu bukti kuat kaitan ini terdapat di Dukuh Lemah Abang, sebuah bagian dari Desa Cawitali yang namanya identik dengan julukan sang syekh. Di dukuh ini, terdapat sebuah petilasan penting yang dikenal sebagai Petilasan Depok. Lokasinya yang tersembunyi di sisi barat bukit, dikelilingi hutan dan aliran sungai, menambah aura mistis dan kesakralannya.

Kompleks petilasan ini menjadi saksi bisu perjalanan spiritual Syekh Siti Jenar. Sebagai bentuk penghormatan dan pelestarian tradisi, masyarakat setempat secara turun-temurun menggelar upacara Sedekah Bumi di lokasi Petilasan Depok setiap tanggal 10 Muharram. Tradisi ini menjadi agenda budaya dan spiritual tahunan yang penting bagi warga Desa Cawitali, khususnya Dukuh Lemah Abang yang konon dulunya bernama Dukuh Keputihan sebelum kedatangan Syekh Siti Jenar.

Selain petilasan, aliran Sungai Kali Kumisik di desa ini juga disebut-sebut menyimpan arca-arca bersejarah, menambah lapisan misteri dan kekayaan tinggalan masa lalu Desa Cawitali yang menunggu untuk dikaji lebih mendalam. Jejak sejarah dan spiritual ini menjadi salah satu daya tarik unik yang dimiliki desa.

Kondisi Geografis dan Demografi di Lereng Gunung Slamet

Secara geografis, Desa Cawitali terletak di Kecamatan Bumijawa yang merupakan kawasan dataran tinggi di lereng Gunung Slamet. Ketinggian wilayah Kecamatan Bumijawa bervariasi antara 372 hingga 1.225 meter di atas permukaan laut (mdpl), menjadikan kawasan ini berhawa sejuk dan memiliki tanah yang subur, sangat potensial untuk kegiatan pertanian. Penggunaan lahan di wilayah ini terbagi atas lahan sawah dan lahan non-sawah, dengan mayoritas mengandalkan aliran sungai sebagai sumber irigasi utama.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tegal untuk tahun 2023, Desa Cawitali memiliki 1.036 Kepala Keluarga (KK). Sementara itu, data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tegal menunjukkan jumlah penduduk Kecamatan Bumijawa secara keseluruhan mencapai 109.811 jiwa pada Semester II Tahun 2024.

Meskipun data populasi spesifik untuk Desa Cawitali belum tersaji detail dalam pencarian ini, jumlah KK tersebut memberikan gambaran mengenai skala komunitas yang mendiami desa ini. Berada di lereng gunung, Desa Cawitali memiliki kontur wilayah yang bervariasi, mempengaruhi pola pemukiman dan jenis usaha pertanian yang dikembangkan.

Roda Pemerintahan dan Pembangunan Desa

Pemerintahan Desa Cawitali terus berupaya menjalankan fungsinya dalam melayani masyarakat dan menggerakkan roda pembangunan. Desa ini telah memiliki website resmi dengan domain cawitali.desa.id sebagai salah satu sarana informasi dan transparansi publik, meskipun saat penelusuran lebih lanjut mengenai struktur pemerintahan detail di website tersebut belum dapat diakses. Dana Desa menjadi salah satu motor penggerak pembangunan di Cawitali. Sebagai contoh, pada tahun 2025, Desa Cawitali menerima alokasi Dana Desa sebesar Rp931.694.000, sebagaimana dilaporkan oleh Pantura Post (11/2/2025). Dana ini dimanfaatkan untuk berbagai program prioritas desa.

Keterlibatan aktif aparat desa dalam inisiatif pembangunan dan pemberdayaan masyarakat terlihat dalam berbagai kegiatan. Muhamad Fatkhul Mualim, selaku Sekretaris Desa Cawitali, dalam sebuah pemberitaan Pantura Post (26/5/2025), menjelaskan mengenai alokasi Dana Desa tahun 2025 untuk program pemulihan ekosistem sungai. "Sebagai percobaan, kami anggarkan dulu Rp5 juta. Jika Peraturan Desa (Perdes) yang dibuat nanti berhasil meningkatkan kesadaran masyarakat, kami akan lanjutkan dengan penganggaran untuk pembibitan dan perawatan tahap berikutnya," ujarnya, menunjukkan adanya perencanaan strategis dan partisipatif.

Pada masa lalu, Desa Cawitali juga menjadi lokasi program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) Sengkuyung Tahap II Tahun 2017, yang difokuskan pada pembangunan infrastruktur seperti saluran air untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, seperti dilansir situs Jateng Prov (4/7/2017). Kepala Desa Cawitali saat itu, Darojat, juga tercatat aktif dalam penanganan bencana alam seperti saat angin puting beliung melanda desa pada tahun 2022 (TribunBanyumas.com, 17/6/2022). Meskipun terletak relatif jauh dari pusat pemerintahan kabupaten, semangat membangun desa tetap tinggi.

Pertanian Organik, Inovasi Lokal dan UMKM

Sektor pertanian menjadi tulang punggung perekonomian Desa Cawitali, didukung oleh kondisi alamnya yang subur. Berbagai jenis sayuran seperti kubis, tomat, cabai, kentang, serta padi menjadi komoditas utama yang dibudidayakan masyarakat. Sejalan dengan tren global dan kesadaran akan pentingnya pertanian berkelanjutan, potensi pengembangan pertanian organik di Desa Cawitali sangat besar. Hal ini didukung oleh kearifan lokal dalam pembuatan pestisida nabati. Sebuah laporan program inovasi dari BAPPEDA Kabupaten Tegal (Juli 2022) mendokumentasikan potensi tanaman di Desa Cawitali seperti gadung, mahoni, pucung, sampong, kulit pule, kecubung, dan mimba yang dapat diolah menjadi pestisida alami pengganti bahan kimia. Inovasi ini tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga berpotensi meningkatkan nilai jual produk pertanian dan mengurangi ketergantungan petani pada pestisida sintetis.

Selain pertanian, sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) juga mulai menunjukkan geliatnya. Salah satu contoh inspiratif datang dari Dwi Pradika Setiawan, seorang pemuda Desa Cawitali yang berinovasi memanfaatkan limbah bulu ayam untuk diolah menjadi pakan alternatif ternak. Kisahnya yang dimuat TribunMuria.com (28/10/2022) menunjukkan bagaimana kreativitas dan kejelian melihat peluang dapat muncul dari tingkat desa. Setelah terdampak PHK akibat pandemi, ia kembali ke kampung halaman dan memulai usaha yang tidak hanya produktif tetapi juga membantu mengurangi pencemaran lingkungan akibat limbah bulu ayam.

Pengembangan produk unggulan desa menjadi salah satu fokus yang dapat terus didorong. Dengan potensi hasil pertanian yang melimpah, pengembangan UMKM di bidang pengolahan hasil pertanian, seperti makanan ringan, minuman herbal, atau produk organik kemasan, memiliki prospek yang cerah. Dukungan dari pemerintah desa dan kabupaten dalam hal pelatihan, akses permodalan, dan pemasaran akan sangat krusial.

Akses Pendidikan dan Layanan Kesehatan

Di bidang pendidikan, Desa Cawitali memiliki fasilitas pendidikan dasar, di antaranya yaitu SD Negeri Cawitali 02. Berdasarkan data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (diakses Mei 2025), sekolah ini memiliki sejumlah ruang kelas, perpustakaan, dan sanitasi siswa, meskipun persentase ruang kelas layak dan ketersediaan laboratorium masih menjadi perhatian. Upaya peningkatan kualitas dan sarana prasarana pendidikan dasar terus dibutuhkan untuk memastikan generasi muda Cawitali mendapatkan akses pendidikan yang memadai.

Sementara itu, untuk layanan kesehatan, sebuah berita dari tahun 2017 yang dimuat di situs DPRD Kabupaten Tegal (6/6/2017) menyoroti minimnya fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah Kecamatan Bumijawa secara umum. Dengan populasi kecamatan yang besar, ketersediaan hanya satu puskesmas dan dua puskesmas pembantu (pustu) pada saat itu dinilai belum memadai. Warga yang memerlukan penanganan lanjutan harus menempuh jarak yang cukup jauh ke ibu kota kabupaten. Meskipun informasi ini perlu diperbarui untuk melihat kondisi terkini, ia memberikan gambaran mengenai tantangan akses layanan kesehatan yang mungkin masih relevan dan perlu menjadi perhatian berkelanjutan bagi pemerintah daerah.

Pembangunan Infrastruktur

Pembangunan infrastruktur, khususnya jalan dan jembatan, menjadi salah satu prioritas Pemerintah Kabupaten Tegal. Pada tahun anggaran 2025, Pemkab Tegal mengalokasikan dana yang signifikan untuk perbaikan infrastruktur, termasuk di dalamnya rencana perbaikan jembatan di Desa Cawitali. Kabar ini, seperti yang dilansir oleh Pantura Post (6/3/2025) dan situs resmi Setda Kabupaten Tegal (6/3/2025), memberikan harapan akan peningkatan konektivitas di desa tersebut. Perbaikan infrastruktur jalan juga diarahkan untuk mendukung jalur alternatif Guci-Batumirah yang melintasi Kecamatan Bumijawa.

Selain pembangunan infrastruktur konektivitas, aspek mitigasi bencana juga mendapat perhatian. Kejadian angin puting beliung yang merusak sejumlah rumah warga dan satu sekolah di Desa Cawitali pada Juni 2022 (TribunBanyumas.com, 17/6/2022) menjadi pengingat akan kerentanan wilayah terhadap bencana alam. Upaya mitigasi terlihat dari inisiatif terbaru Pemdes Cawitali bersama Relawan Destana (Desa Tangguh Bencana) yang melakukan pemulihan ekosistem sungai. Kegiatan yang dilaporkan Pantura Post (26/5/2025) ini melibatkan penebaran ribuan benih ikan di empat aliran sungai, yakni Sungai Kumisik, Sungai Arus, Irigasi Bendung Cawitali, dan Sungai Onje. Langkah ini tidak hanya bertujuan untuk konservasi tetapi juga menjaga fungsi sungai sebagai bagian penting dari infrastruktur lingkungan dan pencegahan bencana.

Kehidupan Sosial, Budaya, dan Semangat Gotong Royong

Kehidupan sosial dan budaya masyarakat Desa Cawitali diwarnai oleh nilai-nilai kebersamaan dan tradisi yang diwariskan turun-temurun. Tradisi Sedekah Bumi di Petilasan Depok setiap 10 Muharram merupakan salah satu wujud pelestarian budaya dan ungkapan rasa syukur masyarakat. Semangat gotong royong juga masih kental terasa, tercermin dalam berbagai kegiatan komunal.

Inisiatif kolaboratif antara Pemerintah Desa Cawitali dan Relawan Destana dalam program pemulihan ekosistem sungai menjadi contoh nyata bagaimana semangat kebersamaan dapat diwujudkan untuk kepentingan bersama.

Selain itu, adanya program penyuluhan mengenai pengelolaan sampah 3R (Reduce, Reuse, Recycle) yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tegal di Desa Cawitali (DLH Kab. Tegal, 7/8/2024) menunjukkan upaya untuk meningkatkan kesadaran lingkungan dan menumbuhkan perilaku hidup bersih di tengah masyarakat. Keterlibatan masyarakat dalam program-program seperti TMMD di masa lalu juga mengindikasikan partisipasi aktif warga dalam proses pembangunan desa mereka.

Potensi Wisata Alam Kekayaan Alam

Desa Cawitali dianugerahi keindahan alam yang memesona, menjadikannya memiliki potensi besar di sektor pariwisata, khususnya wisata alam. Tiga curug (air terjun) menjadi andalan utama daya tarik alami desa ini. Mojok.co (17/6/2023) dan Pantura Post (23/10/2021) mengulas keindahan ketiga curug tersebut:

  1. Curug Monyet
    Terletak di Dukuh Gunung Guntur, curug ini memiliki ketinggian sekitar 25 meter. Dinamakan Curug Monyet karena dahulunya kawasan ini merupakan habitat kera Jawa atau lutung. Meskipun aktivitas penambangan pasir di masa lalu sempat mengganggu habitat tersebut, kini upaya penghijauan telah dilakukan oleh komunitas pecinta alam dengan harapan ekosistemnya pulih. Pemerintah Desa Cawitali juga telah mulai melakukan perbaikan akses jalan menuju curug ini.
  2. Curug Pengantin
    Berlokasi di Dukuh Kembang, tidak jauh dari Curug Monyet. Curug ini memiliki keunikan karena air terjunnya sepasang (dua aliran bersebelahan), yang menjadi asal-usul namanya. Ada juga versi cerita lain yang menyebutkan pernah ada sepasang pengantin yang jatuh di curug tersebut. Keindahan curug ini dipercantik dengan adanya tiga aliran air terjun dengan ketinggian bervariasi (dua sekitar 10 meter, satu sekitar 5 meter) yang jatuh ke dalam satu kolam di antara dinding bebatuan.
  3. Curug Sentul
    Terletak di Dukuh Lemah Abang, satu jalur dengan Curug Pengantin. Asal-usul nama Curug Sentul belum banyak diketahui, menambah nuansa misteri bagi pengunjung.

Selain wisata alam, potensi wisata religi dan sejarah yang terkait dengan Petilasan Syekh Siti Jenar di Dukuh Lemah Abang juga sangat menjanjikan. Pengembangan paket wisata yang mengintegrasikan keindahan alam curug dengan kunjungan ke situs-situs bersejarah dan spiritual dapat menjadi proposisi nilai yang unik bagi Desa Cawitali.

Tantangan Pembangunan dan Asa Menuju Kemandirian

Meskipun memiliki beragam potensi, Desa Cawitali juga dihadapkan pada sejumlah tantangan dalam upaya pembangunannya. Peningkatan aksesibilitas infrastruktur, terutama jalan menuju area pertanian dan objek wisata, masih perlu terus dioptimalkan. Risiko bencana alam seperti tanah longsor (mengingat lokasinya di lereng gunung) dan angin ribut membutuhkan kesiapsiagaan dan upaya mitigasi yang berkelanjutan.

Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan, serta penguatan kapasitas kelembagaan desa dan partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan juga menjadi kunci. Di sektor ekonomi, tantangan meliputi akses permodalan bagi UMKM, pemasaran produk lokal, dan regenerasi petani. Kesadaran lingkungan terkait pengelolaan sampah dan pelestarian sumber daya alam juga perlu terus ditingkatkan secara merata di seluruh lapisan masyarakat.

Namun, di tengah tantangan tersebut, asa untuk menuju kemandirian dan kesejahteraan terus menyala. Komitmen pemerintah desa, partisipasi aktif masyarakat, serta dukungan dari pemerintah kabupaten menjadi modal penting. Optimalisasi potensi pertanian organik, pengembangan pariwisata berbasis komunitas yang berkelanjutan, dan inovasi produk lokal dapat menjadi motor penggerak ekonomi desa.

Menatap Masa Depan Desa Cawitali

Desa Cawitali, dengan segala kekayaan alam, sejarah, dan semangat warganya, memiliki fondasi yang kuat untuk menatap masa depan yang lebih cerah. Upaya pembangunan yang telah dan akan terus dilakukan, baik di sektor infrastruktur, ekonomi, sosial, maupun lingkungan, diharapkan dapat membawa perubahan positif yang signifikan. Kolaborasi antara pemerintah desa, masyarakat, akademisi, dan pihak swasta dapat mengakselerasi pencapaian visi desa yang maju, mandiri, dan sejahtera, dengan tetap menjaga kearifan lokal dan kelestarian alamnya. Desa Cawitali bukan hanya sekadar titik di peta Kabupaten Tegal, tetapi sebuah entitas hidup yang terus berjuang merajut asa di tengah pesona lereng Gunung Slamet.